Selasa, 16 Juni 2009

Cetak Sawah Baru, 15 Hektar Berbatasan Dengan Kawasan TNKS

TUBEI - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lebong Ir Johny H Raja Gukguk mengatakan, percetakan sawah baru yang ditargetkan tahun 2008 selesai seluas 200 hektar kenyataannya baru mampu diselesaikan dengan luas 185 hektar. Sementara sisanya seluas 15 hektar, Johny menilai mengganggu dan berpotensi bakal terjadinya kerusakan hutan kawasan akibat ilegal loging. "Jaraknya sangat dekat sekali dengan kawasan hutan TNKS. Walaupun sesuai dengan ketentuan yakni 100 meter dari zona batas kawasan, namun setelah dilakukan analisa mendalam secara bersama dengan unsur terkait, bisa dipastikan hutan yang ada dekat sawah tersebut lama- kelamaan akan berpengaruh juga. Dalam artian akan ditebang oleh penduduk," kata Johny.

Apabila hal ini dipaksakan untuk tetap mencetak sawah baru dekat kawasan tentunya akan memudahkan orang untuk masuk kawasan. Dengan demikian tidak ada jaminan hutan akan terselamatkan. Mengingat jenis kayu hutan tersebut sangat bagus dan tergolong sangat mahal apabila dijual. Pihaknya tidak meneruskan untuk melakukan pencetakan sawah baru di sana, karena alasan tersebut. Untuk sementara waktu percetakan sawah baru bisa direalisasikan seluas 185 hektar saja. Adapun lokasi dilakukannya percetakan sawah baru meliputi Desa Ketenong Kecamatan Pinang Belapis seluas 145 hektar dan Desa Mangkurajo Kecamatan Lebong Selatan seluas 40 hektar. Untuk Desa Ketenong sendiri, lokasi percetakan sawah baru berbatasan langsung dengan kawasan TNKS. Walaupun demikian, pihaknya masih tetap membuat jarak antara sawah yang dicetak dengan kawasan TNKS yakni sejauh 200 meter dari kawasan.

Mengenai tatacara percetakan sawah baru, katak Johny, dilakukan dengan cara manual. Artinya dikerjakan sendiri oleh calon petani penggarap. Walaupun berjalan agak lambat kualitas hasil pekerjaan yang dilakukan secara manual ini sangat memuaskan. Dan bisa dipastikan dalam bulan ini sudah ada sawah hasil cetakan yang sudah bisa digarap. Sebenarnya, bila pengerjaan dilakukan secara mekanisasi dalam artian menggunakan alat beat bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Namun karena sesuatu hal akhirnya pekerjaan dilakukan secara manual dan membutuhkan waktu yang cukup lama. "Calon penggarap sendiri yang mengerjakannya secara manual dengan menggunakan cangkul atau alat pertanian seadanya. Diakui memang pekerjaan manual seperti ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk selesai. Namun demikian juga, ada beberapa sawah diperkirakan dalam bulan ini sudah bisa difungsikan," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar